Jumat, 23 Mei 2014

Berserahlah Dengan Sakral


Aku mau share tentang mukjizat Tuhan Yesus yang Ia berikan padaku saat ini ketika aku berserah pada-Nya. Mungkin kalian berpikir mukjizat itu yang seperti pada zaman Musa, semua serba mustajab dan ajaib. Tidak kawan, mukjizat bisa dalam bentuk apa saja tergantung bagaimana kita menafsirkan dan merasakan. Aku berkuliah di PGSD UKSW semester 8 saat ini. Aku berkewajiban menyelesaikan skripsiku, karena memang sudah waktunya. Ya, aku mempunyai dosen pembimbing yang kritis dan membuat aku merasa tertantang. Hari-hari aku lewati dengan banyak membaca jurnal dan mengerjakan bab demi bab bagian skripsi. Perpustakaan dan kamar kost adalah tempat paling nyaman untuk mengerjakannya. Seiring berjalannya waktu, halang rintang menghadang tanpa ampun. Godaanpun tidak sedikit yang bermunculan. Agenda yang ada bukan hanya mengerjakan tugas akhir semata tetapi tanggungjawab moral yang lebih besar dan aku anggap penting bagi hidupku. Aku berkomitmen untuk melakukan semua dengan segala pengorbanan. Skripsi yang ada di depan mata akhirnya aku tinggal sementara untuk menyelesaikan agenda-agenda lain yang aku anggap penting. Aku mengambil keputusan ini bukan tanpa pergumulan, aku banyak bercerita pada Tuhan Yesus dengan sakralnya. Aku meminta ketenangan dan kedamaian agar aku selalu berpikir positif tentang segala keputusan yang aku ambil. Ya, Tuhan Yesus selalu memberikan jawaban atas doaku dengan banyak cara. Pertama, dengan segala kerisauan, aku masih diberi ketenangan walau pada awalnya selalu mengeluh. Kedua, kuliah sajapun tidak cukup unutuk membekaliku berjuang di dunia luar yang lebih kejam, itu pikiranku di dalam keresahan. Ketiga, aku masih dapat menulis mencurahkan isi hati, mengebiri jiwa menembus cakrawala. Keempat, aku masih punya semangat untuk menyelesaikan skripsiku.
“My soul, wait in silence for God alone, for my expectation is from Him. He alone is my rock and my salvation, my fortress. I will not be shaken. With God is my salvation and my honor. The rock of my strength, and my refuge, is in God. Trust in him at all times, you people. Pour out your heart before Him. God is a refuge for us.” (Psalms 62: 6-9)
“Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi htatimu đί hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.”

Tuhan, aku tahu, Engkau memberikan mukjizat dalam banyak cara dan banyak kesempatan di manapun berada, tanpa memandang status sosial. Aku tahu ini mukjizatmu agar aku lebih dewasa menanggapi banyak masalah. Rasa syukur ini aku aturkan dalam nama Tuhan Yesus Yang mendiam di Kerajaan Surga, Amin.

0 comments:

Posting Komentar

 
© Copyright 2035 Yosep Heri Kristianto
Theme by Yusuf Fikri