Sabtu, 05 September 2015

Kincir Airku


Selasa pagi, sudah aku prediksi sebelumnya kalau hari bukan hari yang membosankan bagi anak muridku. Sebenarnya prediksi ini bukan tanpa dasar, melainkan dengan dasar dan perencanaan yang matang. Aku membuat perencanaan pembelajaran sejak hari Senin, dari mulai membaca dan mempersiapkan media pembelajaran yang baru dan menarik untuk anak-anak. Berkaitan dengan tema energi, aku mengunduh video kincir air sebagai pembangkit listrik bagi rumah-rumah di suatu desa, PLTA dan PLTU. Aku berharap mereka kenal dan memahami betapa pentingnya air bagi kehidupan manusia, salh satunya mampu menggerakan turbin kincir air. Aku tak lupa untuk berbagi motivasi dan inspirasi pada sebelum aku memutarkan video, aku memberi semangat kalau mereka mampu membuat kincir air yang mampu menyalurkan listrik ke rumah-rumah.
Waktunya tiba, mereka tak sabar untuk berkenalan dengan kincir air. Menit demi menit berlalu, antusiasme tak pernah padam oleh keriuhan kelas sebelah yang juga belajar dengan berbagai media pembelajaran. Akhirnya, akupun melakukan evaluasi untu mengingat apa yang mereka lihat di video. Sungguh luar biasa ketika mereka mampu berkhayal dan ingin membuatnya di rumah mereka dengan air selokan. Aku menjawab dengan senyuman dan tiga kata special, “kamu pasti bisa!”. Setelah mereka mempunyai gambaran tentang air yang mampu menggerakan turbin dan menyalurkan ke generator untuk membangkitkan listrik dari tidurnya, aku mengajak mereka untuk membuat kincir air sederhana. Bahan yang aku dan murid-muridku pun terbilang sederhana. Aku hanya membawa bahan gabus, tali pancing dan kawat, sedangkan mereka mencari botol bekas di belakang sekolah. Alatnyapun sudah ada di sekolah, ada cutter, gunting, tang gegep, dan solasi. Langkah kerja untuk membuat kincir air sederhana ini aku ambil di buku tema. Pekerjaan ini dilakukan kelompok, ada yang tiga anak dalam satu kelompok, dan juga dua anak dalam satu kelompok. Pemandangan yang sangat menarik ketika mereka berdebat dengan teman satu kelompoknya dan membagi tugas satu sama lain. Dinamika ini yang akan membawa mereka ke proses yang lebih dewasa suatu saat nanti. Aku hanyalah fasilitator muda yang perlu belajar dan belajar setiap hari agar anak muridku mampu bermimpi, karena mimpi itu tidak sulit untuk dilakukan.
Kincir air telah dibuat dengan hasil keringat mereka masing-masing, rasanya puas dan senang hari ini bisa bekerjasama dengan mereka. Kemudian, dibawalah kincir air ke dekat toilet sekolah, mereka berebut untuk mengalirkan air ke kincir air, terlihat bahwa beban yang mereka ikat ke kawat penyangga turbin terangkat ke atas dengan cepat. Hal ini membuktikan bahwa air merupakan sumber energi yang mampu menggerakan turbin sederhana. Semoga mereka mampu mempraktikkannya dikemudian hari dengan segala pengalaman, pengetahuan dan keberanian  yang mereka tanam sejak sekolah dasar. Salam semangat!

0 comments:

Posting Komentar

 
© Copyright 2035 Yosep Heri Kristianto
Theme by Yusuf Fikri