Sabtu, 05 September 2015

Simulasi Kursi “Wadah” dan Siswa “Isi” – Konsep perkalian


Abstraksi
Belajar konsep perkalian dimulai dari hal-hal yang konkret dan ditemui dalam kehidupan sehari-hari. metode yang digunakan menyenangkan akan membantu siswa mencapai pemahaman konsep yang diharapkan. Penanaman konsep perkalian ini menggunakan kursi sebagai “wadah” dan siswa sebagai “isi”.
Latar Belakang
Kelas SDN Matutuang, Kab. Sangihe, Sulawesi Utara berjumlah 10 siswa yang hampir semuanya memiliki keinginan untuk tampil di depan kelas. Siswa-siswa juga memiliki kecerdasan kinestetik yang sangat baik, sehingga metode pembelajaran yang melibatkan gerak ekspresif menjadi efektif dan menarik untuk mereka.
Latar Belakang Penggunaan Metode
Konsep Perkalian tercantum dalam SK-KD kelas II semester 2. Sering kali penyampaian konsep perkalian menggunakan istilah wadah da isi. Misalnya tiga buah wadah masing-masing diisi dengan 2 kelereng, maka sama dengan 2+2+2 = 6. Atau jika ditulis dalam bentuk perkalian 3 (wadah) x 2 (isi) = 6.
Latar Belakang Penyampaian materi
Analogi “wadah” dan “isi” diganti dengan kursi (sebagai wadah) dan orang (sebagai isi) agar siswa mengingat konsep perkalian ini ke dalam ingatan jangka panjang mereka, karena sering kali siswa lupa dengan materi yang baru saja diajarkan.
Teori/Penjelasan materi
“Perkalian merupakan penjumlahan berulang”
Ada 3 piring yang berisi jeruk. Setiap piring berisi 2 buah jeruk. Banyak jeruk seluruhnya dapat dihitung dengan cara: 2+2+2 = 6. Bentuk 2+2+2 menunjukkan penjumlahan angka 2 sebanyak 3 kali. Jadi 2+2+2 dapat ditulis menjadi perkalian 3x2=6
Metode
Dari penjelasan materi di atas, siswa dapat melakukan simulasi konsep perkalian ini dengan kursi sebagai wadah/piring dan siswa sendiri sebagai isi/jeruk.
Langkah pertama
Guru terlebih dahulu menjelaskan penjumlahan berulang, kemudian guru membimbing siswa-siswa untuk menarik kesimpulan bahwa perkalian adalah penjumlahan berulang.

Langkah kedua
Kemudian, guru menyiapkan 3 buah kursi dan 6 orang relawan untuk maju. Masing-masing kursi didudukki 2 orang. “Ada 3 kursi yang masing-masing didudukki oleh dua orang” maka guru menulis 3x2 di papan tulis.
Kemudian guru membuka diskusi dengan menanyakan berapa orang yang duduk di kursi 3 tersebut. Jika siswa-siswa belum paham, guru mengajak siswa untuk menghitung bersama-sama berpa jumlah orang yang duduk di 3 kursi. Kursi dan orang bisa disesuaikan dengan bilangan perkaliannya.
Lesson Learned
Pendidikan karakter yang disisipkan
Metode ini adalah kesediaan untuk saling berbagi (tempat duduk) dengan teman.
Kesimpulan
Pelajaran matematika yang konstruktif dan kontekstual perlu diberikan kepada peserta didik. Pembelajaran konsep perkalian yang menggunakan contoh konstruktif dalam kehidupan sehari-hari membantu pemahaman siswa.

0 comments:

Posting Komentar

 
© Copyright 2035 Yosep Heri Kristianto
Theme by Yusuf Fikri