Sabtu, 03 Februari 2018

Mahasiswa Zaman Old


Apa si artinya bahagia? bahagia ya seperti orang yang tulisan positifnya terpampang di media. 





Minggu, 14 Januari 2018

Resensi Film "Leap Year"

Film romantis yang berjudul "Leap Year" diperankan oleh aktris cantik Amy Adams (Anna) dan aktor gagah Matthew Goode (Declan). Kisah romantis dengan sedikit guyonan oleh pemeran dan lingkungan sekitar menjadi bumbu di dalamnya.
Anna adalah perempuan asal Boston yang mempunyai kesibukan sebagai pebisnis apartemen. Dia mempunyai kekasih bernama Jeremmy. Jeremmy bekerja sebagai Cardiolog. Kegiatannyapun sangat padat karena pekerjaannya yang membutuhkan banyak waktu dan interaksi dengan beberapa orang. Akan tetapi Anna sangat menyintai Jeremmy dan berharap dia akan melamar Anna. Setelah tahu Jeremmy pergi untuk tugas di Dublin dan setelah bertemu bertemu ayah kandungnya di bar, Anna berpikir ingin melamar Jeremmy di Dublin Irlandia pada tanggal 29 Februari, yang dikenal dengan "Leap Year" (Tahun Kabisat). "Leap year" adalah tradisi di mana kaum hawa melamar kaum adam.
Mereka berpacaran selama 5 tahun. Anna yang berambisi sekali mewujudkan tradisi dari Irlandia ini bergegas berangkat ke Irlandia menggunakan pesawat. Akan tetapi perjalanan menuju ke Dublin tidak lancar, karena pesawat diterpa badai. Diapun turun di Wales karena gangguan cuaca tersebut. Dia mencoba mencari jalan keluar agar dia sampai di Dublin pada tanggal 29 Februari. Solusi yang pertama dia mencoba menyewa kapal yang akhirnya gagal karean ditengah jalan kapal yang ditunggangi diterpa badai, dia memutuskan untuk kembali ke darat. Setelah beberapa berjalan kemudian terdapat restoran kecil dan penginapan milik Declan. Anna bertanya tentang transportasi menuju ke Dublin dengan beberapa orang di restoran tersebut. Hinngga beberapa solusi kemudian Anna menelepon supir taksi yang direkomendasikan oleh Declan. Anna tidak tahu ternyata yang ditelpon oleh dirinya adalah Declan sang pemilik restoran. Hingga negosiasi dilakukan oleh keduanya terkait tarif menuju Dublin. Sekali lagi Anna setuju dengan tawaran berapapun harganya, karena ambisi dia ingin melamar pacarnya. Berhubung tempat Declan adalah penginapan juga, diapun menyewa kamar. Kekonyolan terjadi di sini, bermula dari HP yang ia punya mati. Dia membutuhkan arus listrik untuk mengisi baterai HP miliknya. Setelah dicari-cari di mana stekernya, ternyata terletak di bawah ranjang tidur. Dia bergegas memasukkan chargernya, tetapi apa yang terjadi, semua berantakan sampai bangunannya runtuh menerpa pelanggan di restoran tersebut.
Petualangan dimulai, Declan mengantar Anna menggunakan mobil classic yang menjadi andalan Declan. Rintangan menghadang diawali dengan sapi yang melintang di tengah jalan yang berujung mobil yang ditumpaki oleh keduanya mundur dan masuk ke dalam parit. Kesialan keduanya menjadikan mereka berjalan kaki dan berharap ada tumpangan. Pucuk dicinta mobilpun tiba, sesuatu yang ditunggu datang dengan ramah. Tetapi lagi-lagi dengan kepolosan Anna, tasnya dimasukkan ke mobil begitu saja tanpa memasukkan dirinya ke dalam mobil. Tasnya di bawa dengan mudah oleh pemuda-pemuda yang mengendarai mobil tersebut.
Declan cuek saja dengan keadaan tersebut, tetapi tetap bertanggung jawab atas apa yang sudah dijanjikan yaitu menantarnya ke Dublin. Mereka kemudian mampir ke salah satu bar untuk mencari pertolongan di sana.
Setelah itu kesialan terjadi lagi, Anna ketinggalan kereta api menuju ke Dublin. Petugas stasiun menawarkan Anna dan Declan untuk tinggal di rumahnya dengan syarat bahwa mereka benar-benar sudah menikah. Di sini sisi romantis dimuali, dari masak bersama hingga berciuman di depan keluarga penjaga stasiun untuk menunjukkan keromantisannya. Anna merasakan getaran cinta yang Declan sandarkan di suasana romantis waktu itu.
Kemudian mereka tidak sengaja mampir ke pernikahan orang Irlandia. Declan mempunyai kenangan yang buruk tentang pernkahan karena kekasihnya dibawa pergi oleh sahabatnya. Disinilah Declan menjawab ‘apa yang akan kamu bawa jika kamu hanya punya waktu 60 detik ?’Jawabannya adalah cincin itu, cincin warisan yang dibawa sahabat dan kekasihnya dahulu. Sementara itu ketika Anna dan Declan menikmati pesta pernikahan, tidak sengaja sepatunya terbang mengenai mempelai putri, bukan itu saja wine yang ada di dekatnya tertumpah oleh ketidaksengajaan Anna. Kesenangan dan keceriaan punah begitu saja. Kesialan yang bertubi-tubi seakan-akan enggan jauh dari Anna.
Anna mabuk mabukan di pinggir pantai dan memuntahi Declan saat dia akan menciumnya. Pagi harinya di halte bus. Anna masih tidur dipangkuan Declan. Lalu dia bangun, menyelimuti Declan dengan mantelnya dan berjalan sambil menarik kopernya. Declan terbangun dan tak menemukan Anna, sementara terlihat bus yang baru saja berangkat. Declan lemas menyangka Anna pergi tanpa berpamitan atau membayarnya ??? ..... sekarang jadi 675 euro karena Anna memuntahi sepatunya jadi ditambah 67 euro hahaha.
Tapi tanpa disangka, Anna keluar dari sebuah coffee shop sambil membawa 2 gelas kopi untuk Declan. Mereka pun tersenyum dan menunggu bus selanjutnya. Saatnya tiba perpisahan. Anna sampai di hotel Jeremy (pacarnya) untuk mengambil uang dari mesin ATM. Tapi Declan ternyata tak mau menerimanya. Padahal dia terlilit hutang 1000 euro dan hanya punya waktu sepuluh hari untuk melunasinya, atau kalau tidak dia akan kehilangan barnya.
Declan tetap menjawab tidak, dan mereka menucapkan selamat tinggal. Disini terlihat jelas kalau mereka nggak ingin berpisah setelah perjalanan 3 hari yang penuh kenangan. Tapi saat Declan berbalik dan menghampiri Anna, Jeremy muncul. Apa yang terjadi ??? Jeremy melamar Anna !!!! tepat di tanggal 29 Februari tahun kabisat ! Seharusnya Anna senang kan? Tapi ekspresinya berbeda, dia sempat melirik kearah Declan yang ternyata sudah tidak ada. Akhirnya diapun menerima lamaran Jeremy.
Dimana Declan ? Dia terlihat patah hati setelah melihat anna dilamar oleh kekasihnya. Dia lalu menelpon mantan tunangannya, menemuinya di sebuah bar dan meminta cincin itu kembali. Dan setelah itu ? Semua kembali ke kehidupan masing-masing. Declan sibuk mengumpulkan uang untuk melunasi hutangnya sementara Anna yang sudah kembali ke boston, mengadakan pesta atas kemenangannya atas proyek aparteman yang ditangani bersama Jeremy. Pada saat pesta Jeremy bercerita bahwa dia melamar anna karena pimpinan proyek itu menanyakan apakah mereka sudah menikah? Itu akan lebih baik jika mereka menikah, Jika mereka menikah proyek itu ada ditangan mereka tapi jika tidak, lupakan. Jadi Jeremy menjawab bahwa mereka akan segera menikah dan akhirnya melamar anna. Agak kejam ya …. Tapi Anna nggak langsung ngamuk tuh. Dia malah berpikir, apa yang terjadi beberapa hari ini. Dia mendapatkan proyek yang dia idam-idamkan dan akhirnya Jeremy melamarnya. Kelihatan sangat sempurna, tapi apa itu yang benar-benar dia butuhkan ?
Anna melihat ke arah alarm kebakaran. Terlintas suatu ide untuk menguji dirinya sendiri. Alarm berbunyi dan semua tamu pesta berhamburan keluar. Sementara Jeremy sibuk memilih barang apa yang akan dia bawa, seperti hp, laptop, ipad, dll. Anna malah berdiri terpaku dan baru menyadari bahwa apa yang dia butuhkan nggak ada disini.
Cerita beralih ke sebuah restaurant yang ramai. Seorang pelayan membawa sebuah pai dan berkata ke bosnya bahwa ada pelanggan yang mengeluh ayamnya terlalu kering (apa hubungannya pai sama ayam?). Siie bos yang tak lain adalah Declan agak tersinggung karena Pai buatannya lezat. Dia mencari diantara para pelanggan (agak nggak sopan nih sie Declan) seperti ini “Baik, siapa yang berkata bahwa paiku tidak enak ? apa kau? Kau?” nggak ada yang mengaku. Tapi seorang gadis berambut pirang berdiri. “It’s me” deng deng deng …. Itu Anna !
Anna dengan kebraniannya melamar Declan di depan banyak orang. Sontak pelanggan menjadi terharu melihat peristiwa tersebut. Tak lama Declan menceritakan kenapa dia pergi ketika itu, cincin dari ibunya pun dikeluarkan dari sakunya dan diberikan untuk Anna.
The End

*Cerita yang bertajuk Romance-Comedy ini cukup menarik. Akan tetapi sisi "Leap Year" dari kisah ini kurang terkuak dengan rinci, jadi penonton khususnya saya kurang begitu terjerumus di dalam kisahnya. Alurnya pun gampang sekali ketebak. Walaupun begitu, sosok Anna menjadi hiburan tersendiri karena tingkahnya yang menggemaskan, hehehe...dan cantik tentunya bagi kaum adam khususnya saya. Jadi film ini enak ditonton ketika sedang menjomblo, karena menginspirasi bagaiman kisah cinta yang unik. Siapa tahu kisah para jomblowan-wati bisa lebih unik dari kisah ini. Semangat guys!


Paradigma Sang Inspirator

Sosok Inspiratif
Munif Chatib, itulah sapanya dengan penuh kewibawaan dan kecerdasan alami yang dimilikinya. Ketika aku membaca buku best seller tentang sekolahnya manusia dan Gurunya Manusia yang dibuatnya, jiwaku merasa tergerak untuk melakukan sebuah perubahan di dalam dinamika pendidikan Indonesia. Abstrak? aku rasa tidak. Aku selalu optimis dengan cita-citaku dan cita-cita pendidikan Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina) dalam kutipan buku Gurunya Manusia, "Stop cursing darkness, let's light  more and more candles". Kenapa harus lilin? kalian pasti tahu apa itu lilin dan kegunaannya. Lilin merupakan salah satu sumber cahaya jika sumbunya dinyalakan. Analogi ini bermakna bahwa lilin merupakan solusi bagi suatu keremukkan pendidikan di Indonesia, dengan kata lain lebih baik menyalakan lebih banyak lilin daripada mengutuk kegelapan. Gurunya Manusia adalah guru pembelajar sampai titik nadir kehidupan. Terdapat kekuatan besar dalam pembelajaran guru jika kita amati bersama, yaitu paradigma, cara, dan komitmen.
Setelah membaca buku Gurunya Manusia, bahwa sekolah itu bukan warung. Sekolah itu institusi sumber daya manusia tingkat tinggi. butuh orang-orang yang mempunyai komitmen dan kompetensi untuk membangunnya. Ketika hakikat belajar dikembalikan kepada hakikat manusia, tidak semua orang dapat menerimanyam banyak orang yang mengangap itu mustahil. Namuan, kita harus punya keyakinan bahwa belajar itu manusiawi. Belajar itu harus menyelami kondisi siswanya, seperti sepak terjang para nabi mengajar umatny penuh tantangan untuk berhasil.

Ketika seorang guru meragukan, tidak ada anak bodoh 
di sekolahnyam bersamaan dengan itu....
ribuan guru mampu memberikan kepercayaan dirim
aku bisa, aku ada, aku punya manfaat, kepada banyak anak yang pumya hambatan.

Ketika seorang guru mengeluh, sekolahnya manusia gagal
menghadirkan nilai kognitif yang tinggi, bersamaan dengan itu....
ribuan guru bersyukur, nilai kognitif para siswanya sangat mengagumkan.

Ketika seorang guru menanggalkan fitrah kemanusiaannya,
menuhankan kognitif dengan halalkan ketidakjujuran,
bersamaan dengan itu....
ribuan guru bahagia, nilai kognitif siswanya berhasil, dengan kejujuran tinggi.

Ketika seorang guru menggerutu, sekolahnya manusai menghasilkan siswa yang nakal
dan tidak bisa diatur, bersamaan dengan itu....
ribuan guru menjadi sahabat siswanya seumur hidup,
menjadi pantikan inspirasi meraih cita-cita!

Munif Chatib, Januari 2011

Majulah Pendidikan Indonesia
Ketika aku harus beranjak untuk membaca halaman demi halaman dari buku Gurunya Manusia, aku harus bersedih sejenak. Apakah kamu tahu kenapa? Terdapat data yang menyimpulkan bahwa Indonesia memiliki kualitas pendidikan no. 2 dari bawah di seluruh negara di dunia. Tetapi tidak jauh dari negara samba yang kita kenal dengan sepak bolanya, sama-sama negara berkembang, itu gurauku. 
Seperti yang dikatakan oleh Bapak Munif, "buat banyak Sekolahnya Manusisa secara mikro, tak lama lagi, Sekolahnya Manusia akan membesar seperti gelombang terdahsyat. Mereka menjadi makro".
Menyalakan lilin dalam kegelapan.
Ketika kita berbicara tentang kualitas pendidikan di Indonesia, ibarat orang sekarat tidak langsung ditangani, ditambah di"jejeli" racun. Indonesia adalah negara berkembang, belum dapat mewujudkan konsep jati diri bangsa yang sesungguhnya, yaitu negara yang Pancasialis. Merebaknya wabah "Cap Anti-Pancasila" akhir-akhir ini menjadi bukti bahwa bangsa kita sedang dilanda degradasi ideologi. Hal ini sungguh menghambat mobilitas bangsa kita yang sedang berkembang. Banyak sekelompok orang yang mengaku dirinya hebat dan menganggap sekelompok yang lainnya kurang benar. Visi dari hidup berpancasila sudah tidak berjalan semestinya. Kelabilan jiwa pemersatu bangsa terasa meranggas walau tak musimnya. Akankah akan menjadi suatu wabah yang selalu merebak? Kita tunggu jiwa muda yang kreatif dan penggebrak!



Sabtu, 05 September 2015

Berpisah Untuk Kembali


Hari mulai berganti dan tak bisa kuhindari. Kalimat yang pas untuk menggambarkan keaadaanku saat itu setelah lulus kuliah (baca = wisuda). Euforia pesta kelulusanpun masih terasa dibenak dan dihatiku. Kesedihan dan kegembiraan menyatu tanpa memandang status sosial, jenis kelamin, dan perbedaan umur. Kesedihan yang kurasa ketika harus merasakan bahwa nanti akan berpisah demi meraih cita-cita, sedangkan perasaan gembira ketika usai sudah masa S1 dengan hormat, hehehe… (baca = pernah keluar dari S1 ketika belum wisuda).
Perpisahan kulalui dengan rasa haru biru dan akupun tak bisa menahan air mataku yang aku anggap mahal ini. Tetesan air mataku menandakan waktu senang-senang, waktu foya-foya semasa kuliah telah usai. Mereka yang selalu menemaniku semasa itu adalah Rully, Dwi, Andi “Eng”, Dicky, Puji, Miftah, Rizal, Agung, Anas, Zudy, Wawan, Tofa, dan teman yang lainnya yang tak bisa kusebutkan satu persatu. Mereka ada ketika aku sedang sibuk dengan skripsiku, hehe..sebenarnya agak payah juga tapi entah kenapa tak ku jadikan beban, malahan mereka yang menemaniku saat suntuk tiba.
Kebersamaan yang selalu kami jalani di manapun kami berada akhirnya harus terpisahkan sementara waktu karena kami harus meraih cita-cita. Aku yang sudah mendapat pekerjaan sebelum wisuda harus mencari pekerjaan lain karena keraguanku tinggal di Kalimantan. Sedangkan teman-temanku yang lain masih mencari pekerjaan di bursa pekerjaan atau saat Job Fair. Setelah aku timbang-timbang dan aku pilih-pilih, aku memutuskan untuk bekerja di Kalimantan. Aku tak pernah tahu keadaan yang sebenarnya seperti apa karena memang belum pernah sama sekali menyeberang pulau. Aku memutuskan untuk ke sana karena salah satu pertimbanganku adalah menaiki pesawat pertama kali. Ini adalah alasan bodoh dan tidak memikirkan risiko yang lebih jauh lagi.
Singkat cerita, aku pulang ke Sidareja dengan perasaan senang karena bertemu dengan ibu, bapak, keponakan, kakak dan yang lainnya. Sekitar 10 hari aku berada di rumah dengan berbagai kegiatan yang ada. Aku merasa menikmati kegiatan yang ada, seperti mencuci piring, membantu bapak dalam proses merebus kedelai dengan jumlah banyak, dan banyak kegiatan lainnya. Hari terus berganti hingga pada akhirnya aku harus berpisah dengan mereka. Perasaan hancur, sedih, dan gelisah menjadi satu, karena tidak ada perasan gembira sediktpun yang menyangkut di hati. Ibu menunjukkan kesedihannya karena air matanya terus bercucuran seiring perpisahan kita. Kemudian bapak yang jarang sekali aku melihat menangis hanya menitip pesan “ati-ati ya, jaga diri baik-baik”. Suaranya terlihat rintih dan sendu. Aku tau itu dalam banget ketika bapak memberi nasihat kepadaku. Aku tak bisa menahan air mataku di dalam keramaian karena saat itu aku berangkat ke Solo dengan berkereta api. Aku selalu memabayangkan wajah orang tuaku di setiap perjalananku menujuju Solo. Hal ini pertama kalinya kami harus berpisah lebih jauh karena aku harus berada di pulau yang berbeda, Kalimantan Timur. Aku percaya bahwa perpisahan ini bukan berarti berpisah selamanya, melainkan untuk kembali dan berbagi kebahagiaan dengan keluarga serta sahabat. Salam semangat!

Kincir Airku


Selasa pagi, sudah aku prediksi sebelumnya kalau hari bukan hari yang membosankan bagi anak muridku. Sebenarnya prediksi ini bukan tanpa dasar, melainkan dengan dasar dan perencanaan yang matang. Aku membuat perencanaan pembelajaran sejak hari Senin, dari mulai membaca dan mempersiapkan media pembelajaran yang baru dan menarik untuk anak-anak. Berkaitan dengan tema energi, aku mengunduh video kincir air sebagai pembangkit listrik bagi rumah-rumah di suatu desa, PLTA dan PLTU. Aku berharap mereka kenal dan memahami betapa pentingnya air bagi kehidupan manusia, salh satunya mampu menggerakan turbin kincir air. Aku tak lupa untuk berbagi motivasi dan inspirasi pada sebelum aku memutarkan video, aku memberi semangat kalau mereka mampu membuat kincir air yang mampu menyalurkan listrik ke rumah-rumah.
Waktunya tiba, mereka tak sabar untuk berkenalan dengan kincir air. Menit demi menit berlalu, antusiasme tak pernah padam oleh keriuhan kelas sebelah yang juga belajar dengan berbagai media pembelajaran. Akhirnya, akupun melakukan evaluasi untu mengingat apa yang mereka lihat di video. Sungguh luar biasa ketika mereka mampu berkhayal dan ingin membuatnya di rumah mereka dengan air selokan. Aku menjawab dengan senyuman dan tiga kata special, “kamu pasti bisa!”. Setelah mereka mempunyai gambaran tentang air yang mampu menggerakan turbin dan menyalurkan ke generator untuk membangkitkan listrik dari tidurnya, aku mengajak mereka untuk membuat kincir air sederhana. Bahan yang aku dan murid-muridku pun terbilang sederhana. Aku hanya membawa bahan gabus, tali pancing dan kawat, sedangkan mereka mencari botol bekas di belakang sekolah. Alatnyapun sudah ada di sekolah, ada cutter, gunting, tang gegep, dan solasi. Langkah kerja untuk membuat kincir air sederhana ini aku ambil di buku tema. Pekerjaan ini dilakukan kelompok, ada yang tiga anak dalam satu kelompok, dan juga dua anak dalam satu kelompok. Pemandangan yang sangat menarik ketika mereka berdebat dengan teman satu kelompoknya dan membagi tugas satu sama lain. Dinamika ini yang akan membawa mereka ke proses yang lebih dewasa suatu saat nanti. Aku hanyalah fasilitator muda yang perlu belajar dan belajar setiap hari agar anak muridku mampu bermimpi, karena mimpi itu tidak sulit untuk dilakukan.
Kincir air telah dibuat dengan hasil keringat mereka masing-masing, rasanya puas dan senang hari ini bisa bekerjasama dengan mereka. Kemudian, dibawalah kincir air ke dekat toilet sekolah, mereka berebut untuk mengalirkan air ke kincir air, terlihat bahwa beban yang mereka ikat ke kawat penyangga turbin terangkat ke atas dengan cepat. Hal ini membuktikan bahwa air merupakan sumber energi yang mampu menggerakan turbin sederhana. Semoga mereka mampu mempraktikkannya dikemudian hari dengan segala pengalaman, pengetahuan dan keberanian  yang mereka tanam sejak sekolah dasar. Salam semangat!

 
© Copyright 2035 Yosep Heri Kristianto
Theme by Yusuf Fikri