Jumat, 21 Maret 2014

Disfungsi Ereksi Bisa Diatasi

             Ereksi penis adalah membesar dan/atau menegangnya penis [1]. Ereksi dapat berfungsi atau tidak tergantung dari pola hidup seseorang. Erkesi tidak berfungsi dengan maksimal karena terdapat sebab musababnya salah satunya diabetes. Menurut para ahli, pengidap diabetes memiliki rata-rata 4-10 risiko disfungsi ereksi dibandingkan laki-laki tanpa diabetes. Disfungsi ereksi sendiri adalah komplikasi tersembunyi yang paling banyak dialami penderita diabetes [2].
Tampaknya terdapat perbedaan makna dalam pandangan dari para ahli bahwa penyebab terbanyak disfungsi ereksi adalah penurunan kualitas pembuluh darah yang disebabkan oleh satu atau gabungan factor, seperti diabetes, tekanan darah tinggi , dysiplidemia (kolesterol yang tinggi), kegemukan dan rokok. Gabungan rokok dengan salahs atu faktor risiko lain, seperti hipertensi, diabetes atau kolesterol tinggi akan memperhambat disfungsi ereksi atau impotensi [3].
Ereksi tidak lepas peranannya bagi seorang pria. Pria yang tidak dapat melakukan kemampuan sesksual cukup merisaukan karena berkaitan dengan harga diri, kebanggan sebagai pria jantan, rasa percaya diri serta kepuasan intimnya. Penelitian di Chicago, Amerika Serikat menunjukkan laki-laki yang didiagnosis kencing manis akan mengalami penurunan minat terhadap aktivitas seksual, mengalami ejakulasi dini, disfungsi ereksi, serta kesulitan orgasme. Tidak hanya itu, perempuan yang menderita kencing manis juga mengalami kesulitan dalam orgasme [4].
Langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi disfungsi ereksi tersebut adalah berkonsultasi dengan dokter ahli dan atau melalui jaringan layanan kesehatan bagi seksual pria (ejakulasi dini dan impotensi), selain pria wanita juga dapat berkonsultasi [5].
Konsultasikan segera jika terdapat permasalahan terhadap penyakit yang mempengaruhi seksualitas anda, karena tanpa seksualitas hidup terasa kurang indah. Menurut para ahli, beberapa manfaat yang bisa diraih jika melakukan hubungan seksual secara regular adalah terhindar dari risiko serangan jantung dan stroke, terhindar dari risiko kanker prostat, terhindar dari risiko atrofi, serta terhindar dari depresi dan cemas [6].

                                                                    
[1] Kompas (KLASIKA) edisi Selasa, 18 Maret 2014, hal. 37
[2] Kompas (KLASIKA) edisi Selasa, 18 Maret 2014, hal. 37
[3] Kompas (KLASIKA) edisi Selasa, 18 Maret 2014, hal. 37
[4] Kompas (KLASIKA) edisi Selasa, 18 Maret 2014, hal. 37
[5] Kompas (KLASIKA) edisi Selasa, 18 Maret 2014, hal. 37
[6] Kompas (KLASIKA) edisi Selasa, 18 Maret 2014, hal. 37

0 comments:

Posting Komentar

 
© Copyright 2035 Yosep Heri Kristianto
Theme by Yusuf Fikri