Senin, 19 Mei 2014

Perjalanan 7 Sahabat Pelangi ke Negeri Ngapak

Berawal dari kejenuhan yang dialami oleh mahasiswa UNS dan UTP semester 4 dengan latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang lancar kuliah, dapat beasiswa, ada yang bolos terus dan ada juga yang sibuk organisasai, serta sibuk pacaran. Pertama ada Yosep Heri Kristianto alias gundul tapi dulu sempat gondrong,haha..nyooooh..! aku berasal dari Cilacap, kota keren, kaya kamu,,iya kamu..haha

Heri (Yosep) 

itu aku beberapa tahun yang lalu, sedikit alay dan sedikit menjijikan,karena jarang mandi,haha...program studiku Pendidikan Bahasa, Satsra Indonesia dan Daerah 2008. Calon guru sastra maaaan.....yang gak kesampean, karena suka bolos dan ngegame tiap hari!
Kedua, ada Muhamad Durun Nafis. Nama religius dan memang religius orangnya. Dia seorang rohaniawan yang suka pacaran dan suka berorganisasi. Kalau diajak untuk berdiskusi lewat game selalu ngelak karena alasan pacar dan organisasi, peace bos! Dia kuliah di Fakultas Ekonomi 2008 bukan ekonomis lho,,, Dia berasal dari Kudus, Kota jenang,wahaha..ini dia orangnya:

                               Nafis

lihat fotonya, pasti kalian akan tertarik dengannya karena kegantengan dan ketajaman matanya,haha..
Ketiga, Pembudi namanya. Iya, cukup Pambudi tak ada yang lain. Dia ahli sejarah karena belajar di program studi Sejarah. Tindak tanduknya seperti artefak, ya tahu sendiri ahli sejarah tak akan lepas dari perihal masa lalu dan melegenda,hahaha. Cara menyampaikan sesuatu juga berbelit-belit dengan bahasa khasnya yaitu ngapak,haha. Pambudi berasal dari Cilacap kota ngapak. Ini dia orangnya: 

Pambudi 
Keempat, ada siapa ya? ini dia jawaranya Sragen, kita sambit....Dedi Computeeeer,haha...Dedi calon politikus karena kesehariannya berkuliah di Fakultas FISIP 2008, ngeri tooo..calon Bupati Sragen. Seorang calm yang lugas tanpa beban, dan dermawan. ini dia bro ded:
Dedi 
Kelima, seorang termasyur di keluarganya dan lingkungan rumahnya, ada Budi Fermasyah. Budi alias Abude alias budi koplak mempunyai ciri khas yang berbeda dengan yang lain. Kalau sedang monolog itu lho, orang-orang yang mendengar pasti tertawa, bukan karena isinya yang lucu, tapi karena gak ngerti ngomong apa, itu yang bikin ngakak, ra cetho kowe bud! Budi kuliah di UTP jurusan olahraga 2008, tapi karena kurang betah kuliah di UTP akhirnya dia resign dari peradabannya, heheh..aku kasih fotonya nih....


 Budi
Budi yang ceria yang membingungkan,haha..ampun bud!
Keenam, lelaki ngapak juga yang berasal dari Banjarnegara. Artisnya TATV, gak percaya? coba nanti kenalan sendiri,haha. Dia bernama Endow Firza ediwindra. Kesehariannya tukang aduk semen, karena kuliah di Teknik Sipil 2008. Tapi passion'y ke nyanyi kayaknya, tiap hari menyanyi dari kampung ke kampung,haha...alias tarkam..Endow perayu yang handal, sekali nyanyi cewek-cewek bakal nempel terus, jangankan cewek,cowok pun ngikut,waaah...hebat bener! haha..nih aku gelontorin fotonya:


Endow
Endow si penyanyi gak ngerti di foto lagi ngapain, yang penting happy to ndoow.heheh
Ketujuh, si koplak dari tanah ngapak juga, dari sudut merah kita lihat saja, ada Andry Sutikno, dia berasal dari Binangun, Kroya. Entah kenapa dia suka dipanggil Sticko. Sutikno = Sticko, terlalu mengkhayal brooo..si kocak yang berasal dari Kroya ini adalah playboy cap kampung, di mana-mana gonta ganti cewek terus kaya ganti baju, haha..sang Alchemist ini kuliah di Program Studi Pendidikan Kimia 2008. Keahliannya meracik ramuan, menjadikan dia sebagai dukun bayi di desanya. Langsung saja gak pake lama....

 Sutikno
Kejenuhan yang tak kunjung surut dengan aktivitas yang padat membuat kami merencanakan untuk tamasya. Setelah melakukan beberapa rapat dan sidang terbuka akhirnya tertuju pada sebuah konsensus yakni, pergi ke tanah barat, yaitu Cilacap. Sembari bersiap-siap, nafis dan Endow mendendangkan beberapa lagu.

 Endow dan Nafis

Kami memang dipecah menjadi 2 kelompok. Kelompok dari Timur yaitu  aku, Nafis, dan Endow, sedangkan Pambudi, Budi, dan Sutikno masih menunggu di rumah (Cilacap)sebagai kelompok ang dituju. Kami berencana naik kereta api tanpa tiket, ide gila ini berasal dari Heri karena setiap PP Solo-Cilacap jarang membeli tiket, jangan ditiru ya! akan tetapi usul yang bagus dan indah tersebut ditolak mentah-mentah oleh si Nafis, Endow dan Dedi, mungkin jam terbang mereka yang belum banyak tentang kongsi-kongsi di dalam kereta,hehe..
kami tiba di Stasiun Jebres pada pukul 10.30, Rabu, 3 Februari 2010 kami langsung membeli tiket kereta api Pasundan Surabaya-Kiara Condong dengan harga yang cukup murah, hanya Rp 21.000,-. Menunggu adalah hal yang biasa, sembari menunggu kereta datang, kamipun sedikit bergaya di stasiun.

Stasiun Jebres, Solo


Dedi, Nafis, dan Endow sedang bergaya layaknya artis terkenal


Ini diambil di Stasiun Jebres, Solo di belakang kereta api yang tidak beroperasi.

 Dedi, Heri, dan Endow


 Ketidakjelasan

Akhirnya kereta Pasundan datang tepat pukul 11.00. Kami naik kereta tanpa ragu dan mencari tempat duduk yang kosong. Kereta ekonomi yang identik dengan bau keringat, kentut, ayam, makanan, parfum, campur aduk menjadi satu adalah menjadi pengalaman yang berkesan buat teman-teman. Kemungkinan di daerah mereka tidak ada kereta api jadi mungkin istimewa,haha!
Tempat dudukpun kami sambangi dengan penuh ceria. Dengan keluguan ketiga tamanku itu, duduk saja hati-hati sekali, mungkin baru pertama, emang bener to? 
Beberapa jampun kami lewati, walaupun dengan raut yang lelah kamipun tetap lewati dengan canda tawa.


 Tertawa seringai getir, haha

Perjalanan sekitar 7 jam terlewati bersama, akhirnya sampai juga di stasiun Sidareja. Stasiun Sidareja adalah salah satu stasiun di Daop 5 Purwokerto.

             bukti kalau sudah sampai Sidareja,,hehe


Sidareja di mana aku lahir, dan besar sampai SMA. Sidareja adalah salah satu kecamatan di Cilacap bagian barat. 

nunggu jemputan

Setelah 15 menit, jemputan dari bapak dan kakakku tiba. Kami tak sabar ingin sampai rumah, karena 7 jam di kereta membuat badan terasa pegal dan lengket,haha...
Sesampai di rumahku, suguhan teh hangat dan mendoan buatan ibukku terasa pas melengkapi liburan kami. Ibuku kan salah satu pembuat tempe di Desa tempat keluargaku tinggal. Lumayan lah bisa buat makan sehari-hari. Dedi, Endow dan Nafis ketagihan makan mendoan buatan ibuku, hehehe...jelas, kapan-kapan lagi cuy!
nunggu giliran mandi

 Nafis bergaya di depan rumahku


 Mendoan
Setelah bercengkrama dan mandi, malamnya kami menuju ke sungai dekat ruamah. Maaf ya teman-teman, jalanan dekat rumahku memang tidak ada lampu, jadi ya gelap-gelapan!
setelah ngobrol tidak jelas arahnya, kamipun pulang...
Keadaan capek dan pegal merayu kami untuk tidur. Pagipun tak ingin kalah untuk kami sambangi. Aku sebagi tuan rumah seharusnya membangunkan temaan-teman, eh..malah sebaliknya..aku yang bangun lebih lama, di bangunkan teman-teman. Seperti biasa teman-teman, Ibuku sudah membuat sarapan...taraaaa...! semua serba kedelai,hahaha

Sayur kering dan tempe, tahu goreng
Sebenarnya aku ingin ajak teman-teman ke Pengandaran, tapi lain waktu saja, karena kami sudah ditunggu sahabat kami yang ada di Cilacap Timur, Adipala namanya. 

 Numpang eksis di sepeda tua

 
 Bersiap berangkat ke Adipala

Jalan kaki menuju Halte Bus Sidareja



Sesampainya kami di halte, bus yang ditunggu akhirnya datang dan menyambut kami. Tanpa pikir panjang, langkah kaki beranjak ke dalam bus menuju Cilacap Tengah. Bus yang kami gunakan adalah bus trayek Pangandaran-Cilacap. Kami duduk di bagian paling belakang, entah kenapa tempat duduk paling belakang adalah tempat favorit bagi kami kamu adam,haha...
"Mas, mau ke mana?" tanya kernet bus.
"mau ke terminal Cilacap mas" jawabku.
"Rp 50.000,- mas" kata bang kernet.
"temenan mas? kira2 lah,,larang temen" tanyaku.
"ya memang segitu maas, itu sudah harga pas" lontar bang kernet
"Rp 40.000,- aja mas, kita belum kerja masa mahal banget, haha (gak nyambung" jawab teman2
"ya sudah, boleh..." jawab kernet dengan senyuman kejam.
Mahal sekali tarif dari SIdareja ke terminal Cilacap, mungkin aku yang tidak pernah naik bus jika ke terminal, karena kebiasaanku naik kendaraan bermotor, lebih irit coy!
Perjalanan yang berkesan karena jalanan jelek, penumpang yang berdesak-desakkan dengan aroma wangi jambannya, beraaaaat!
Akhirnya, sampai juga di terminal Cilacap, tempat transit di mana kami akan menuju Adipala, rumah Pambudi dan Budi.
Kami selanjutnya menggunakan bus tanggung menuju ke Adipala. Singkat cerita, kami sampai di terminal Adipala. Kami sampai di Adipala jam 11.00, waktu di mana di area area Cilacap sangat panas dan membakar kulit, akan tetapi semua terbendung karena semangat kami yang menggebu-gebu,hehe..
 
 menunggu jemputan di terminal Adipala


Mulai jenuh, sabar bos,hehe


lama coy

Setelah beberapa jam kami menunggu...munculah mobil carry. Kami dijemput layaknya raja, maklum yang punya mobil itu anak sekretaris camat, hahaha. Bud..bud,,,jadi sopir sementara kami yaa..
Rumah pertama yang kami tuju adalah rumah Pambudi. Rumah Pambudi berada di Kuadran V, di daerah Cangkring, nama yang aneh Pam, yeaaa..haha

 Suguhan dari emak Pambudi

Suguhan yang istimewa dari emak Pambudi. Ada jenang, teh panas saat cuaca panas (kata orang tua tu segar coy, hahaa), emping dan air putih. Habis juga tu minum, tapi jenangnya masih tertata rapi di piring, tidak apa ya Pam,hehe


 Istirahat cantik,haha

 Nunggu makan, haha

Lagi-lagi ketidakjelasan kami memuncak, sudah panas, ngantuk, lapar, ya begitulah campur-campur kaya karedok, haha. Kami sebenarnya menunggu satu manusia ajaib dari daerah sebelah. Ada yang tahu? si alchemist yang menjijikan, hahaha...Sutikno aja ya, kalau Sticko terlalu ndeso, haha..Ya, Sutikno..manusia kentut ini memang sedang ditunggu karena kami memang selalu kompak manusia ngapak. Sidareja-Adipala-Kroya-Banjar, selalu mendominasi warna-warni kehidupan anak kost di Solo, jadi yang orang Kudus dan Sragen kudu ngikut, hehehe...Akhirnya yang sudah ditunggu-tunggu datang, manusia ajaib ini langsung berulah, baru datang sudah kentutin semua...Lahir dari telinga kayaknya tu anak, gilanya gak ketulungan. Kami berenam memang bertujuh memang berbeda, tetapi kalau ada Sutikno, dominan gilanya buat suasana tambah edaaaan..hahaha..akupun gak mau kalah coy buat gangguin orang, haha..aku dan Sutikno memang kompak kalau gangguin orang. Beberapa menit kemudian, taraaaa.....makan telah tiba! ini sebenarnya yang kami tunggu, Pam! udah kencot perutnya,,,


 
akhirnya makan juga 


Sutikno, Endow dan Heri (Ki-Ka)

Setelah makan, dan teman-teman ada juga yang shalat, kamipun melanjutkan canda tawa, ngobrol gak jelas gak ada juntrungnya. Kebiasaan kaya gini udah kami lakukan selama di kost, gak jelas! haha..Setelah 2 jam tiduran, guling-guling tak jelas. Aku gangguin teman-teman yang sedang ngantuk-ngantuknya karena cuaca yang panas. Aku kentutin satu-satu, haha.. Dari Endow, Sutikno, Dedi dan Napis menikmati kentutku sepertinya, karena kentutku baunya wangi, maaf ya coy! Nafis selalu saja panggil aku napi Nusakambangan kalau aku jailin, ya..memang kaya napi si, boksi..botak seski.haha..Dou maut yang membingungkan, Pambudi dan Budi ngobrol-ngobrol di depan rumah, udah kaya orang tua saja..paling ya yang satu ngomong ke sana yang satunya lagi ngomong ke sini, hahahaha... Akhirnya pada tidur semua karena suasana kantuk yang tak terbendung lagi, udah kaya orang jatuh cinta, kalau udah yes..ya yess..haha,,ora nyambung maning!
Sekitar 3 jam kami lalui dengan tidur bersama, sembari menunggu sore karena sorenya kami akan menuju ke pantai, kami melanjutkan obrolan-obrolan yang tidak jelas, pokoknya gak pernah ada topik, haha. Pambudi si tuan rumah mungkin gak tega lihat teman-teman kepanasan, akhirnya dia membeli minuman segar berupa es, gak tahu namanya es apaan, yang jelas dia beli 8 es dengan warna yang berbeda-beda (kaya pelangi). Ini kebetulan atau apa gak ngerti, tapi teman-teman coba perhatikan, tapi kalau dipikir secara nalar kayaknya aneh banget. Biasanya ada satu warna yang sama atau sama semua, tetapi ini beda-beda warnanya. Kamipun mengambil satu-satu, karena dirasa pas suasananya dengan es yang Pambudi beli. Sambil menunggu sore sekitar jam 16.00, Pambudi's father ikut ngobrol-ngobrol dan ikut eksis foto-foto, hehehe...


Pambudi's father, keponakan, dan teman-teman


Bergaya depan rumah Pambudi (Lengkap)


Gaya alay

Sekitar jam 16.00 kami bersiap menuju tempat tujuan utama kami, yaitu pantai, namanya pantai Sodong. Tujuan utama memang gila-gilaan, dan melepas penat aktivitas di Solo yang menjemukan.


 Bersiap ke pantasi Sodong (foto dulu)

Kumpul-kumpul seperti ini di negeri orang memang hal baru yang kami lakukan, oleh karena itu rasa semangat dan ceria benar-benar kami jaga. Setelah perjalanan sekitar 10 menit menggunakan sepeda motor, sampailah di pantai Sodong. Semua bergegas melepas baju yang tinggal kolor doang, ada yang ngerayu cewek-cewek pantai, haha.. ada juga main bola direkam oleh saudara Endow. Keseruan ini kami lepaskan begitu saja, lepas, dan lepas. Waktu itu memang ada yang baru putus cinta, dengan segala keterpurukan, sahabat yang lain tak ingin keceriaan dalam kebersamaan ternodai dengan teman yang murung, jadi semua mengajak untuk bersenang-senang.
Keceriaan tanpa batas

 
 gaya orang bebas

 apapun gayanya, bolehlah

 gaya di kejar satpol PP

suka-suka
Kebetulan tanggal 2 Februari Pambudi baru ulang tahun, jadi teman-teman berkosnpirasi (bahasa anak BEM) untuk ngasih kejutan sama Pambudi. Di tengah keceriaan kami, Pambudi yang tahu akan dikerjain, dia lari terbirit-birit. Kami kejar ke manapun dia pergi, akhirnya kena juga tu anak, hehe...Cebyuuuur....cebyuuuuur....dilemparlah dia ke laut, sori pam! tubuhnya penuh pasir pantai, sebenarnya ada videonya nih,,tapi bukan konsumsi umum karena ada tindakan yang kurang enak, haha...selamat ulang tahun ya boy!

 
proses menghancurkan Pambudi

 Pambudi keenakan, haha
Foto-foto maning


 
Puas
 

Budi mau menggada Pambudi
Sok Cool


Pambudi Boxer

 
di bawah langit biru, keceriaan tersampaikan



terperosok


 Nafis nulis "HBD Pambudi"



Cieee..Ultah kowe Pam, Selamat yo...


Bakti Sosial


gak kuat angkat, akhirnya digelundungin 


Nafis gak bantuin, awas kowe!
 
akhirnya sampai di pinggiran pantai, arusnya deras coy


 
 belajar renang, haha


 sedikit hiperbola


 
walaupun background sampah, tatpi tetep eksis


coba air tawar di daerah pantai


menatap indahnya panorama laut


selang seling


ceria memang gak ada harganya


Freedom Free choice


Cieeeee, mesraanyaaaa.....


iki opo toh


foto edan, sekali edan tetap edan, kompor gaassssss......


Salto dulu coy

Mr. Kumis

Larut dalam keceriaan, hingga sampai pada akhirnya kami menikmati sunset di pantai Sodong. Dari kejauhan pulau Nusakambangan terlihat kecil dan bersinar karena sinar matahari di sore hari. Hari itu memang baru gerimis, kamipun disambut dengan pelangi, dengan 7 warna yang berbeda pula. Hal ini mengingatkanku dengan es yang dibeli Pambudi tadi, warnanyapun berbeda. Tuhan mungkin menggariskan kepada kami untuk saling mewarnai dan melengkapai. Pelangi itu bukan satu tetapi banyak, dengan segala perbedaan kami semua mengerti dan memahami itu. Tidak ada kata benci diantara kami. Semua menjadi satu dalam perbedaan dan itu terlihat indah. Terima kasih Tuhan Yesus...



Terkejut karena melihat Pelangi

Singkat cerita, saaat hari hampir maghrib kami pulang ke rumah Pambudi. Kami kemudian mandi dengan cara yang aneh-aneh. Sampai-sampai shampoo di lempar-lempar karena ketinggalan di luar, terus nyangkut di ternit gara-gara salah lempar, hahah.. makanan sudah di siapkan Pambudi's family, kami makan kayak tidak makan 3 hari, sampai bersih nasinya. Maaf bud, besok nempur beras lagi ya,,,, Kami duduk di teras depan untuk menunggu kedatangan Budi Koplak, karena malam itu kami akan menginap di tempat Budi. Budi akhirnya datang dengan mobil carry yang cantik, rumahnya cukup dekat, sekitar 5 menitan kami dah sampai di sana. Di sana kami masuk berkenalan dengan anggota keluarga. Kemudian kami ngobrol di ruang sebelah ( di malam itu kami ngobrol pengalaman horror, yah mulai dari pocong, kuntilanak dan berbagai macam hantu yang lain lah. Cukup memanasakan dan membuat merinding juga) yah karena saking capeknya mungkin, ditmbah dengan rencana kami yang mau pulang besok pagi pagi banget, jam 10.30. Ada yang langsung tidur dan ada juga yang tidak bisa tidur. 


 
 Suguhan dari Budi

 Terkesima mendengar cerita horor dari Budi

 
 Dedi dan Nafis


 
 Sutikno dan Nafis

Wajah kusam Pambudi ketika bangun tidur

Kami bangun pagi-pagi karena harus ke stasiun untuk balik ke Solo. Tidur cuma bentar, badan capek jam setengah 5 sudah bangun, ada yang shalat subuh trus ngobrol terus sambil tiduran  dan siap-siap buat pulang. Ada yang mandi dan ada yang cuma sikat gigi doang, hehe..sembari nunggu sarapan dari tuan rumah diselingi dengan rencana puk tidak membeli tiket. Sekitar pk 06.36 kami  menuju ke stasiun Kroya untuk balik ke solo. Tapi yang terjadi apa? Kami ketinggalan kereta. hahaha....konyol! Akhirnya di putuskan buat sekalian mampir kerumah si Binangun, yaitu Sutikno. Tuhan mungkin sudah menggariskan kami semua untuk adil. Kamipun beranjak ke tempat Sutikno yang berada jauh di ujung Timur Cilacap. Perjalanan sekitar 30 menit kami capai. Kami sampai di rumah Tikno dan bersalaman dengan orang tua Tikno sambil menunggu jadwal kereta api untuk siang.


Sungkem dengan orang tua Budi


 Bersiap-siap ke stasiun Kroya

Setelah beberapa jam di tempat Sutikno, kami kembali ke stasiun Kroya untuk kembali ke Solo. Tanpa tiket kami percaya diri masuk ke dalam kereta api. Ada yang tahu berapa tarifnya? hanya Rp 20.000,- untuk 4 orang, itu aku, Endow, Dedi, dan Nafis. Seharusnya jika kami membeli tiket itu Rp 21.000/ orang. Haahaha..aku ajarin teman-teman untuk curang..,....Jangan ditiru ya! Perjalanan 5 jam kami lalui

Sahabat....Lika-liku persahabatan tidak akan berjalan mulus, karena di dalam persahabatan pasti ada perbedaan. Rasa iri, tersinggung, cacian, teguran, itu sudah biasa..itu yang membuatkan kami kuat dan bertahan sampai hari ini. Kami tidak pernah merasa dendam satu sama lain, jika terdapat permasalahan diantara kami, pasti akan diselesaikan pada hari itu juga. 
Kalau kata Nafis, pelangi memang terdiri dari warna yang berbeda – beda dengan karakter yang kuat, tapi dengan perbedaan itulah yang menyebabkan pelangi menjadi indah dan sempuran. Begitupun dengan kita yang berbeda beda kan? Tapi semua ada untuk saling menyempurnakan…. Majulah sahabat pelangi, mari kita rangkai lagi kisah seru yang lain…. SEMANGAT>>>>>>> 
Pambudi mengartikannya berbeda lagi, walaupun kalian menghabiskan berasku tetapi  kalian menghabiskan beras-berasku dengan lahap, itu sudah cukup membuatku damai!
Menurut kalian Sahabat itu apa si? tidak ada definisi pasti, karena setiap perjalanan persahabatan akan dilalui secara berbeda-beda....

Tulisan ini aku persembahkan untuk sahabat-sahabatku di manapun kalian berada. Komunikasi tetap dijaga ya!


Ini dia tampak sekarang setelah 4 tahun yang lalu...

Yosep Heri Kristianto. Masih menjadi mahasiswa di UKSW, program studi PGSD semester 8. Masih dalam tahap skripsi om...monggo:

 Heri (tahun 2014)

Muhamad Durun Nafis, sekarang bekerja di Sinarmas di daerah Kudus. Sudah jadi orang nih bro...benatar lagi mau nikah, katanya! ssssst..jangan keras-keras, hehe

Nafis (2014)

Pambudi, masih menjadi mahasiswa (Ditunggu wisudanya), tetapi sudah bekerja. Ini orang masih misterisus, hehe..

 
 Pambudi (2014)

Dedi Ari Wibowo, sekarang sudah kerja di Sragen. Lama gak ketemu bro...
 
 Dedi (2014)

Budi Fermansah, si keren ini masih kuliah di UNDIP, keren to? masih semester 8.
 Budi (2014)

Endow Firza Ediwindra, artis TATV yang kemarin kerja di WIKA, sekarang udah gak sepertinya ya bro,,nanti kalau salah komen aja di bawah ya...hehe..ditunggu kapan nikahnya bro, hehe...ni orangnya:


Endow & Oky (2014)
Andry Sutikno, Ini dia manusia aneh, yang sekarang sudah menikah dan membagi ilmunya di bimbingan belajar di Kroya. monggo:


Andry & Dewi (2014)

Nikah ra kabar2, tapi selamat boy
 
       "Tuhan Memberkati Perjalanan Kita Guys"





































0 comments:

Posting Komentar

 
© Copyright 2035 Yosep Heri Kristianto
Theme by Yusuf Fikri