Israel Utara, di
mana tempat Tuhan Yesus dilahirkan, tepatnya adalah Nazareth
. Ia tidak pernah
meminta untuk dilahirkan, tetapi tindak tanduknya mencerminkan rasa syukur
karena Ia hadir di dunia. Ia hadir untuk umat manusia di dunia, ia tidak
meminta apapun di dalam dunia, Ia hanya meminta kerja sama yang baik
antarsahabatnya du dunia. Ia menciptakan karya-karya yang biasa-biasa saja,
bukan hal yang dahsyat. Mengapa? Coba bayangkan ketika Tuhan menciptakan
Mukjizat, apakah kalian sudah pernah melihat Batu yang jatuh kemudian menjadi
air, atau mungkin air disiramkan ke tumbuhan, kemudian tumbuhan tersebut
menjadi titanium. Sungguh Tuhan tidak serumit itu kalau kita mau memahaminya.
Hanya saja kemalasan di dalam diri kita membuat kita tidak pernah mengetahui
hal sederhana, hal yang biasa saja dalam diri kita yang kita asah dengan
pergumuluan bersama Tuhan, kita pasti tahu itu akan mendamaikan. Perihal kecil
nan sederhana, bahkan cenderung biasa bisa membuat kebahagiaan sejati dengan
aroma cinta kasih surgawi.
Minggu, 26 Januari 2014
Browse » Home »
Luapan Pikiran
» Aroma Kebiasaan
Aroma Kebiasaan
Labels:
Luapan Pikiran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar