Abstraksi
Belajar konsep perkalian dimulai dari hal-hal yang konkret
dan ditemui dalam kehidupan sehari-hari. metode yang digunakan menyenangkan
akan membantu siswa mencapai pemahaman konsep yang diharapkan. Penanaman konsep
perkalian ini menggunakan kursi sebagai “wadah” dan siswa sebagai “isi”.
Latar Belakang
Kelas SDN Matutuang, Kab. Sangihe, Sulawesi Utara berjumlah
10 siswa yang hampir semuanya memiliki keinginan untuk tampil di depan kelas. Siswa-siswa
juga memiliki kecerdasan kinestetik yang sangat baik, sehingga metode
pembelajaran yang melibatkan gerak ekspresif menjadi efektif dan menarik untuk
mereka.
Latar Belakang
Penggunaan Metode
Konsep Perkalian tercantum dalam SK-KD kelas II semester 2.
Sering kali penyampaian konsep perkalian menggunakan istilah wadah da isi.
Misalnya tiga buah wadah masing-masing diisi dengan 2 kelereng, maka sama
dengan 2+2+2 = 6. Atau jika ditulis dalam bentuk perkalian 3 (wadah) x 2 (isi)
= 6.
Latar Belakang Penyampaian
materi
Analogi “wadah” dan “isi” diganti dengan kursi (sebagai
wadah) dan orang (sebagai isi) agar siswa mengingat konsep perkalian ini ke
dalam ingatan jangka panjang mereka, karena sering kali siswa lupa dengan
materi yang baru saja diajarkan.
Teori/Penjelasan
materi
“Perkalian merupakan penjumlahan berulang”
Ada 3 piring yang berisi jeruk. Setiap piring berisi 2 buah
jeruk. Banyak jeruk seluruhnya dapat dihitung dengan cara: 2+2+2 = 6. Bentuk
2+2+2 menunjukkan penjumlahan angka 2 sebanyak 3 kali. Jadi 2+2+2 dapat ditulis
menjadi perkalian 3x2=6
Metode
Dari penjelasan materi di atas, siswa dapat melakukan
simulasi konsep perkalian ini dengan kursi sebagai wadah/piring dan siswa
sendiri sebagai isi/jeruk.
Langkah pertama
Guru terlebih dahulu menjelaskan penjumlahan berulang,
kemudian guru membimbing siswa-siswa untuk menarik kesimpulan bahwa perkalian
adalah penjumlahan berulang.
Langkah kedua
Kemudian, guru menyiapkan 3 buah kursi dan 6 orang relawan
untuk maju. Masing-masing kursi didudukki 2 orang. “Ada 3 kursi yang
masing-masing didudukki oleh dua orang” maka guru menulis 3x2 di papan tulis.
Kemudian guru membuka diskusi dengan menanyakan berapa orang
yang duduk di kursi 3 tersebut. Jika siswa-siswa belum paham, guru mengajak
siswa untuk menghitung bersama-sama berpa jumlah orang yang duduk di 3 kursi.
Kursi dan orang bisa disesuaikan dengan bilangan perkaliannya.
Lesson Learned
Pendidikan karakter
yang disisipkan
Metode ini adalah kesediaan untuk saling berbagi (tempat
duduk) dengan teman.
Kesimpulan
Pelajaran matematika yang konstruktif dan kontekstual perlu
diberikan kepada peserta didik. Pembelajaran konsep perkalian yang menggunakan
contoh konstruktif dalam kehidupan sehari-hari membantu pemahaman siswa.
0 comments:
Posting Komentar